Cerita


Menjemput Fajar
oleh : Ricky Agung Mulyana

Jadi anak seorang pemulung yang hidup Pas-pasan di gubuk reot pinggiran kota Jakarta , tak membuat aku malu . Malah aku sadar betul beban yang di pikul ayah untuk membiayai sekolah   yang memutuskanku untuk membantu ayahku dengan ikut memulung.

Minggu pagi , Pertama kalinya ku memulung  , raut wajah keherananku tampak ketika melihat barang di tumpukan sampah , aku merasa keheranan karena belum pernah ku melihat barang seperti itu. Rasa keheranan ku pun memutuskan untuk membawa barang yang berbentuk persegi panjang dengan berbagai tombol key huruf dan angka dengan kondisi yang terlihat masih rapi itu ke dalam karung sampah . dan aku pun ingin menanyakan barang itu kepada Ayahku yang sedang memulung sampah di daerah lain .

Redupnya sinar matahari di ufuk timur dan menggemanya lantunan ayat suci Al-qur'an di langit.
memutuskanku untuk pergi ke pengepul setelah cukup pulungan yang telah ku peroleh hari ini . Para pemulung berdatangan dari daerah lain untuk di timbang pulungannya. Di tengah banyaknya pemulung yang berdatangan, Sambil menunggu giliranku, Tiba -tiba seseorang memanggilku "Fauziiiii!!..." Ku lihat sekeliling dan ku dapati Seorang Pria berbadan tegap dengan pakaian lusuh memanggil ku dari kejauhan .dan ternyata itu "Ayahhhh...!" Sahutku .

"Gimana Nak pulungannya ?"Ayah menghampiri dengan senyuman.
"Alhamdulillah,Ayah. pulungan pertama ku cukup banyak, Ayah Ini barang apa ?” Tanyaku sambil menunjukan barang yang berbentuk persegi panjang dengan berbagai tombol Key Huruf dan Angka dengan kondisi yang terlihat rapi.
“Ayah kurang tahu , Nak . Tanya saja pada teman mu besok di Sekolah mungkin mereka tahu . Sini biar sama Ayah saja ,Nak, Karungnya.” Sambil mengambil karung milikku .
“Fauzi pulang saja, Mandi sana siap – siap ke pengajian.“  Lanjut Ayahku .
“Iya, Ayah “ Jawabku meninggalkan Ayahku

Adzan Magrib menggema langit di Bumi , Dan aku sudah berpakaian rapi sambil menunggu Ayah pulang di Gubuk reot yang sepi ini . Ibuku sudah lebih dahulu menghadap sang Khalik akibat kecelakaan beberapa minggu yang lalu .

*Tok..tok..tok.. "Fauzii?" Panggil ayahku sambil mengetuk pintu .
"Iya Ayah , Tunggu " Membuka pintu .
"Ayah bawa makan malam,Nih sama buat jualan di Pengajian nanti. Fauzi kamu sudah mandi ?" Sambil duduk bersandar pada tembok anyaman kayu sambil Kipas-kipas menggunakan lap kecil .
"Sudah, Ayah. Aku izin ya Yah , mau ke Masjid dahulu, ya . Assalamua'laikum " Izinku.
"Wa'alaikumsalami, Awas jangan nakal disana ! Ayah mau istirahat dulu."
"Iya Ayah." Jawabku meninggalkan Rumah.

Setelah Sholat Magrib seperti biasa ,Aku dan Teman-teman seumuranku langsung pergi mengaji di rumah Ibu Rahma yang tidak jauh dari Masjid . Hanya Ibu Rahma lah yang bisa menggantikan sosok Ibu  Aku bisa cerita cerita kepada beliau layaknya kepada Ibuku sewaktu dulu.

Ibu Rahma hari Ini membahas tentang Rezeki di pengajiannya kali ini . Ibu Rahma membahas Pintu-pintu Rezeki, Sebab-sebab  Turunnya rezeki , Dan penyebab Hilangnya rezeki.

".....Anak-anak , salah 1 penyebab hilangnya Rezeki adalah merendahkan Rezeki / Nasib seseorang..."Ujar Ibu rahma . Temanku bernama Rio Yang nasibnya, Pola Pikirnya tidak jauh berbeda dengan diriku Bertanya Pada Bu Rahma.
"Bu, contoh merendahkan Rezeki/Nasib seseorang itu apa ?" Tanya Rio penasaran.
"Contohnya misal , Si A anak orang kaya Dan A meledek Rezeki Si B yang kurang mampu dengan ucapan dasar miskin Dll. "Jawab Bu Rahma .dan penjelasan tadi menjadi patokan buat Aku , Agar jangan pernah merendahkan Rezeki/Nasib orang lain .

Ku kemasi buku dan Al-qur'an ke dalam tas ku setelah pengajian selesai dan waktunya Sholat Isya.
Anak-anak keluar dari Rumah Bu Rahma dengan riang dan asyik mengobrol dengan yang lain
Seolah olah akan hidup selamanya senang  . Berbeda dengan Diriku , setiap keluar dari rumah Bu Rahma Aku lebih memilih diam sambil menuju Masjid  Merenungkan apa kata Bu Rahma selama Pengajian .

"Hei Oji ?" Panggil Rio . .
"Ada apa,Yo ?Jawabku sambil merenung.
"Lu kok tiap pulang dari rumah Bu Rahma selalu sering diam terus ? Ada masalah ? padahal Anak-anak yang lain pada asyik ngobrol-ngobrol"Tanya Rio keheranan.
"Ah , Oji ngga apa-apa kok , cuma bingung aja tentang pembahasan Bu Rahma tadi ." Jawabku.
"Hah? Kenapa?"Rio makin penasaran.
"Barusan , Ibu membahas pintu-pintu rezeki , Sebab-sebab Turunnya rezeki, Dan semua itu sudahAku dan Ayahku lakukan, tapi masih gini gini aja . Mungkin udah Taqdir.." Jawab ku dengan nada Menurun.
"Ohhh , yaudah sabar aja Ji , yang penting udah berusaha bekerja keras tinggal Tawakal aja kepada Allah , Aku pun begitu. Oh ya , Barusan jualan abis ?"
"Hehe , Alhamdulillah. Eh barusan Oji nemu barang persegi panjang , Ada huruf sama angka nya bisa di pencet pencet . Apaan ya itu ? baru lihat nih Oji. " Tanya Oji .
"Wah apa ya ? kurang tau kalo di jelasin doang mah . Nanti aja ya kalo udah liat siapa tau Rio tau ."

Sesampainya di tempat yang indah dan mulia ini , Tempat ku mengadu atas segala keluh kesah yang kuhadapi , Aku berwudhu dan tunaikan kewajiban ku sebagai seorang muslim dan Ku panjatkan permohonanku ".. Ya Allah berilah kemudahan bagiku dan Ayahku dalam mencari rezeki , Aku dan Ayahku telah berusaha keras . Tawakal kepada-Mu Langkah terakhir yang bisa ku lakukan. Ya Allah Aamiin ." Hati terasa sejuk , khusyuk , tentram setelah kupanjatkan segala Permohonan ku .

Sesampainya di rumah ayah telah menyiapkan makanan ketika aku sedang mengaji di rumah Ibu Rahma. Nasi hangat 2 batang Tahu dan Tempe menjadi makanan primadona dan sudah cukup untuk mengisi perut kami .

"Ayah , bolehkah besok kita makan daging ? " tanyaku .
"Nanti ayah akan berusaha lebih lagi untuk mendapatkan uang lebih , Nak.. Ayah berusaha mencari pekerjaan agar kita bisa makan daging lagi " Senyum Ayah meyakinkanku .
"Baik ayah" jawabku .

Makan malam sudah selesai , Aku bergegas ke kamar dan mengambil sebuah buku lusuh yang berharga bagiku .  banyak Ilmu pengetahuan yang telah kupelajari  ku tulis disana . Ntah kenapa , aku sering membacanya sampai tertidur saking menariknya Ilmu pengetahuan yang telah ku tulis . Aku ingat ayah pernah bilang "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya" aku pun mencobanya , walaupun itu satu-satunya buku tulis yang ku punya untuk tahun ini .

Keesokan paginya , Ayah ku selalu menggoreng gorengan untuk di jual di sekolah nanti , aku pun ikut membantu memasak dengan ayah karena aku sadar hidup itu keras sehingga aku tak boleh malas malasan demi mencari uang . Tak seperti dulu, kini ayah ku menggoreng nya sendiri setelah ibu meninggalkannya . Dalam hati aku teringat ibu , Sedang apa beliau disana ? Pikirku . Aku masih belum bisa memberikan apapun kepada ibu , sehingga kadang saat memasak aku selalu menitikan air mata .


Matahari mulai bersinar terang dan aku sudah dampai di sekolah . seperti biasa aku selalu membaca buku sebelum pelajaran di mulai . Tapi, Baru saja membuka halaman buku , Rio menhampiri ku .

"Fauzi coba lihat barang yang kemarin kamu temui." Rio penasaran.
"Nih..." sambil mengeluarkan barang nya. "Tahu ngga, yo ?" lanjut ku.
"Wahhhhh, ini sih namanya keyboard,ji . Tapi ini keyboard nya kok beda ya ?! Di warnet biasanya nggak kayak gini ji." kaget Rio.
"Oh ini keyboard .. Kamu udah pernah make nya ji ?" tanyaku.
"Pernah sih,tapi cuma pas main di warnet aja ji".

Pelajaran pertama di mulai . Ya , pelajaran yang aku senangi yaitu Pendidikan agama islam , karena dengan agama, aku setidaknya tidak buta dalam menjalani kehidupan keluargaku yang susah seperti ini. pelelajaran saat ini hanya menghapal surat-surat pendek seperti Qs.An-Nas. Namun , aku tidak memiliki juz amma sehingga aku ikut bergabung dengan teman yang memilikinya . Tapi entah kenapa mereka yang kebanyakan memiliki juz amma hanya bersenda gurau .Padahal, Orang tua mereka bekerja mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan mereka . Jika saja, Ayahku mampu membelikanku Juz Amma , pasti akan selalu ku rawat dan ku manfaatkan dengan baik .

Bel tanda istirahat mengakhiri pelajaran ini , Aku pun keluar kelas bersama Rio dengan senang nya seperti anak anak biasa lainnya . Walaupun hidup ku susah, setidaknya aku punya banyak teman di sekolah , jadi setiap istirahat , kami selalu bermain bola bersama di lapang dengan penuh riang. Sesudahnya bermain bola , teman-temanku menghampiriku untuk membeli gorengan . Aku selalu kewalahan melayani mereka karena lakunya. Hehehe..

Bel tanda masuk berbunyi , Semua murid berlarian ke kelas termasuk aku. Pelajaran berikutnya di mulai, Suasana yang masih gaduh setelah istirahat sontak saja jadi Hening Setelah guru PPKN datang ke kelas dengan wajah yang datar . Ya, beliau adalah Ibu Lingga . Beliau di kenal tegas dalam aturan , dan sangat disiplin dalam berperilaku . Walaupun begitu , Teman-temanku di kelas jadi lebih tertib dan di siplin ketika ada beliau.

Materi pelajaran PPKN hari ini ialah tentang berlaku jujur . Beliau berkata "Jujur juga secara bahasa dapat berarti perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat perilaku jujur sebenarnya mudah menuai berbagai keberkahan. Yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya kebaikan. Kebalikan jujur itulah yang disebut dusta." kata beliau . Tak seperti kebanyakan murid lain ,Aku langsung mencatat apa yang beliau katakan Agar tidak lupa . 

Tiba tiba Rio mengacungkan tangan untuk bertanya pada ibu .
"Bu, Tapi terkadang jujur itu menyakitkan . Bagaimana ?" Tanya Rio.
"Ohhh itu memang pasti yo.. Karena jujur itu harus rela berkorban. Tapi jangan khawatir , Karena  Allah tidak akan membiarkan hambanya yang baik begitu saja , Allah membalas perbuatan mereka dengan rahmat darinya yaitu ketenangan dalam jiwa dan kelapangan hidup." Jawab ibu bersama gerakan tangan.

Setelah pelajaran Ibu lingga berakhir. Teman kelas ku bernama Firman yang merupakan anak Seorang kaya raya, Nampaknya kelihatan lesu , entah karena apa , mungkin saja ada masalah dengan keluarganya . Tepat saat itu juga ada panggilan baginya , sepertinya orang tua nya. Karena penasaran aku coba berpura-pura pergi ke Wc bersama Rio,karena aku merasa kasihan melihat dia seperti itu .

Kami pun mengintip dibalik tembok , Tampak seorang Pria berpakain jas yang rapi dengan tubuh proporsional turun dari mobil limosin .Kelihatanya dia sangat marah sekali pada si Firman terlihat dari raut wajahnya. Kami pun menguping mereka dari kejauhan.

"Dasar ya kamu , Ngilangin barang papah . kamu tau ga kalo itu mahal?!" meninggi.
"Maap,pah. Adek lupa nyimpen keyboardnya baru nya , jadi keyboardnya diambil petugas kebersihan."
"Itu tuh barang mahal , hampir seharga mobil asal kamu tahu ."

Ah! Iya aku ingat keyboard itu , yang waktu itu aku temuin. Aku harus segera mengembalikannya sebelum ayahnya makin marah padanya.
"Yo! Keyboard itu...! Ternyata milik ayah nya Firman!"
"Ah iya... "
"Cepat ambilkan barang itu dari tas ku,yo! " lanjutku dengan tergesa-gesa.
Tanpa berpikir panjang , Rio pun berlari kencang ke dalam kelas dan mengambil kerboard tersebut.
"Nih,.. Cepat kamu kembalikan...!" rio berlari dengan cemas.
"Oke"jawabku

Aku pun berjalan menghampiri mereka dan jujur telah menguping tentang percakapan mereka . Aku pun memberikan barang yang beliau sebutkan .
"Ini .." sambil memberikan pada ayah Firman.
"Ee..ee.. Darimana kamu menemukannya?terima kasih sekali...,nak" sambil memelukku .
"Kemarin , aku sedang memulung di suatu daerah. Nah, aku melihat barang tersebut di tumpukan sampah , jadi aku membawanya pulang , karena penasaran hari ini aku bawa sekolah karena ingin menanyakan benda apa ini . kemudian aku tahu. " jelas ku.
"Jadi, jangan marahi Firman lagi ya , pak" lanjut ku.
Ayah nya firman pun meminta maaf pada firman dan memberikanku beasiswa serta selaku dikirimi sebagian uang dari gajinya.

Lambat laun kehidupan ku berubah , kini aku dan ayah ku sudah membuka warung di rumah, makanan kami pun lebih beraneka ragam setelah ada kejadian tersebut. Alhamdulillah..




















Komentar

  1. Sambungannya mana ky, ingin bacaaa:v

    BalasHapus
  2. Euis : Emang rame ? kalo rame di lanjut :v tapi ngga punya konsep ceritanya :v asal jadi aja :'v hehe
    Rizal : Lanjtannya apa ya kira kira ? :3 Bingun sumpah klimaks ama endingnya wkkw

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer